Plato Sang Pencetus Asal-usul Skema Pendidikan Yang Sistematis (429-347 SM)

Plato adalah murid Socrates, dan kepadanyalah kita banyak berhutang tentang catatan ajaran gurunya yang agung [Baca: Socrates dan Pengajarannya]. Selama duapuluh tahun dia duduk di kaki sang filsuf dan minum mata air pengetahuan yang dimiliki oleh manusia yang mengagumkan itu. Dia juga melancong ke negara-negara lain terutama Mesir dan Itali, untuk mengejar pengetahuan. Dia menjadi salah satu filsof dan cendekiawan yang paling hebat, tidak hanya di jaman dulu, tetapi juga sepanjang masa.

Ketika berusia 40 tahun dia mendirikan sekolah di Athena, meskipun bukan sebagai gurulah dia terutama dikenal melainkan sebagai seorang penulis dan orang bijak. Plato diantara orang Yunani, mirip seperti rahim diantara orang modern, dialah yang pertama kali melahirkan suatu metode pengetahuan. Karya besarnya adalah "Republik", dimana dia menggambarkan Negara yang ideal dan menggarisbesari skema pendidikannya yang dibangun pada hal-hal ideal baik dari warga Sparta dan Athena. Dari Sparta muncul pemikiran suatu pendidikan yang seharusnya dikontrol oleh Negara sejak lahir; sementara dari Athena menambahkan aspek-aspek aesthetik pada hal-hal yang bersifat fisik.

Di dalam skemanya dia membagi masyarakat mejadi kelas-kelas seperti berikut:
  1. Masyarakat umum/biasa. Mereka seharusnya diperbolehkan untuk tumbuh berkembang, tetapi tidak diberikan pendidikan bagi mereka dalam skemanya.
  2. Para wali atau warga negara yang belajar musik dan gymnastic (olah raga atau senam). Musik meliputi literatur, yaitu, budaya manusia dan ini dibedakan dari pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Menulis dan aritmetika juga dimasukkan ke dalam musik, yang terakhir (aritmetika) tidak dipelajari dengan tujuan praktis, tetapi untuk mengembangkan penalaran.
  3. Para penguasa yang selain mempelajari topik-topik di atas juga mempelajari tentang geometri, astronomi, rhetorik, dan philosophy.
Negara harus mempunyai kontrol absolut pada setiap warga negara; antara lain mengatur tentang perkawinan, memindahkan bayi-bayi yang sehat setelah kelahiran ke tempat perawatan bayi umum dimana para ibu bisa merawat anak-anak mereka dengan cara yang sama. Anak laki-laki dan perempuan harus dididik dengan cara yang sama. Perhatian besar harus diterapkan sehingga tidak ada sesuatu yang buruk dipertontonkan kepada anak-anak; lingkungan mereka haruslah indah dan memuliakan, meskipun penuh dengan kesederhanaan.

Sejak kelahiran hingga usia tujuh tahun anak harus menjalani latihan fisik (olahraga/senam). Anak sebaiknya mendengarkan dongeng-dongeng yang dipilih dari para penyair, tetapi harus diterapkan sensor yang hati-hati atas semua yang disajikan pada anak. Anak-anak diberikan mainan yang sesuai. Keindahan pikiran dan tubuh harus disatukan dalam harmoni.

Dari usia 7 tahun hingga 13 tahun diterapkan aktivitas intelektual dan fisik.

Pendidikan khusus dimulai pada usia 20 tahun dengan proses pemilihan anak-anak muda yang paling cemerlang. Pada usia 30 tahun proses pemilihan juga dilakukan untuk mereka yang mampu melanjutkan pendidikan hingga lima tahun lagi.

Matematika lanjut, astronomi, harmoni, dan ilmu alam ditempuh pada sepuluh tahun pertama, dan pelajaran philosophy pada lima tahun terakhir. Selama 15 tahun kemudian digunakan untuk mengabdi dan bekerja untuk negara, dan setelahnya, pada usia 50 tahun, boleh kembali belajar philosophy untuk sepanjang sisa hidupnya.

Pendidikan bersifat wajib, karena anak adalah milik Negara dan bukan milik orang tua.

Plato lebih memberikan tekanan pada hal-hal intelektual daripada hal-hal fisik, seperti yang dia katakan, "Jika pikiran di-didik dengan baik maka dia (pikiran) akan merawat tubuh, karena jiwa yang baik akan memperbaiki tubuh, dan bukan sebaliknya."

Dia mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah membawa semua kekuatan manusia ke dalam kerjasama yang harmoni.

Demikianlah terlihat bahwa skema pendidikan Plato berpusat pada gagasan timur bahwa manusia menjadi milik Negara, dan maksud utama pendidikan adalah membuat manusia sesuai untuk mengabdi pada Negara. Dan Plato dengan jelas mengajukan bagaimana pendidikan yang ia tuntut harus didapatkan, dan karena itu dia diingat sebagai asal-usul skema pendidikan yang sistematis dalam sejarah.

Link terkait:

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Kumohon Ya Tuhan MB 218